Beralun indah

Dilamun bayu menusuk sukma,
Detik berlabuh menurut arus,
Hati terpingga terpaku jua,
Keindahan bahasa memukau jiwa,
Terdetik jiwa mencuba rasa,
Mengolah jiwa,
Mengukir kata,
Mengalun bahasa,
Kelembutan dirasa menenang jiwa,
Lalu metafora ku di perhatikan mata,
Diri sayu terdiam malu,
Kanan di langkah kiri menurut,
Agar terus ketemu hujungnya,
Biar jatuh jangan luluh,
Sehingga terjumpa alunan sejati,
Beralun indah bahasa melayu.

Matahariku.

Sepi malam hidup sendiri,

Di teman cahaya dari sang rembulan,

Terang malam dek cahaya malam,

Tetap ku nanti haba nya matahari.

Gelapnya malam di suluh rembulan,

Malam yang kelam menjadi ceria,

Wajah ceria memendam gusar,

Kalbu masih menanti suria.

Suria di nanti muncul kembali,

Mengapa hadirnya terlalu pilu,

Tidak seceria hati menanti,

Jika begitu pulanglah kembali,

Kembali kepada asal lahirmu,

Jika itu mampu mengundang,

Cahaya gembira menerangi alam.

Usia

usia sgt pantas mengejar,

setiap detik dan ketika ia pasti memburu,

di dalam kepantasan usia mengejar masa, apakah perubahan yg telah kita lakukan?

berapa bnyk yg telah berubah?

apa yg telah di capai?

mungkin tidak seberapa,

mungkin kejayaan tidak sepantas usia yg mengejar,

oleh itu rakan2,

mari tanamkan niat,

rancang kehidupan dan masa agar kejayaan dapat diselarikan dgn usia,

tidak rugi merancang,

biar pun tidak mengetahui dimana garisan terakhir,

tetapi mungkin lebih baik dari dibiarkan terapung sahaja menurut arah angin yang membisik.