Rumput dan Matahari nya.

Rumput yang layu tidak bermaya masih menunggu matahari nya tiba. Di kala penantian itu terlihatnya sinar yang lama dinantikan itu muncul menyinari alam. Sinar yang di anggapkan telah pergi itu muncul bak gelora yang tidak terduga kan bila hadirnya. Hati menjadi riang menikmati saat-saat indah bersama matahari itu. Walau sekilas senyum terukir sudah cukup bagi nya untuk rasa gembira. Namun, hati yang indah berbunga selalu tidakkan kekal lama. Setiap kebahagiaan pasti akan muncul saat pedihnya. Tiba lah saat ketika matahari itu pergi, rumput baru sahaja rasanya menikmati kembali saat indah bahagia terasa berat untuk mengucapkan salam yang terakhir. Akhir nya perginya matahari tanpa bersua dengan nya. Biar pun begitu, rumput sentiasa berharap matahari akan terus dapat menyinar dan memberi sinar bahagia ke seluruh alam dan terutama menikmati hari-hari dengan bahagia. Rumput sentiasa berharap agar itu bukan lah penamat cerita mereka dan menanti saat untuk bersua kembali. Mungkin sebagai teman sejati, andai itu takdir mereka kerana mengasihi tidak semestinya memiliki. Cukuplah sekadar doa yang sentiasa mengiringi. Selamat lah wahai matahari, ungkapan terakhir di hati rumput sebelum ia juga pergi.